Jumat, 20 Juli 2012

Ramadhan Full Love

Ramadhan sudah di depan mata. Pasti banyak rencana dan agenda yang berseliweran di pikiran. Rencana-rencana kebaikan untuk mengisi bulan yang penuh dengan keberkahan. Rencana yang menjadikan kita menjadi hamba yang semakin takwa. InsyaAllah...
Ramadhan adalah bulan cinta. Bulan dimana saatnya kita menabur bahkan menyebar cinta. Bulan yang membuat orang enggan bahkan malas untuk sekedar 'bertaring'. Bulan yang penuh dengan senyuman dan kebaikan.
Ramadhan adalah bulan yang paling mulia. Alangkah bodohnya jika waktu yang hanya satu bulan ini terlewati dengan sia-sia. Alangkah meruginya jika tidak bisa memanfaatkan waktu di bulan ini dengan maksimal. Betapa banyak jamuan yang Allah berikan untuk kita, hamba-Nya.
Ramadhan setiap tahun selalu hadir menyapa. Tetapi sudahkah kita manfaatkan waktu mustajab ini dengan baik? Apakah masih akan sama dengan tahun-tahun lalu. Tak adakah peningkatan kuantitas dan kualitas ibadah kita? Tidak ada yang bisa menjamin bahwa tahun depan kita bisa merasakan Ramadhan lagi. Untuk itu, membuat rencana yang lebih baik dari tahun kemarin adalah satu hal yang harus dipikirkan. Rencana dan agenda yang lebih dahsyat dari tahun kemarin. Rencana yang tidak hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga kebaikan orang banyak.
Ramadhan..Ahlan wa Sahlan...kami selalu merindukanmu.
Semoga jadi pribadi yang lebih baik lagi.
Aamiin...

Selasa, 10 Juli 2012

Indonesia dan Korea Selatan, Perbedaan tapi juga Persamaan

Apa yang langsung melintas di kepala kita jika ada orang yang menyebutkan kata Korea Selatan?? Yang pertama pasti K-Popnya. Seperti diketahui, Korean Wave sudah sangat mengental di Negara kita ini. Sampai-sampai setiap hari kita dimanjakan dengan hadirnya berbagai tayangan drama korea di salah satu stasiun televisi swasta. Belum lagi gelombang musik dan style Korea yang sudah sangat melekat di Indonesia. Demam Boyband dan fashion berbau korea juga sangat digandrungi semua kalangan di Negara ini. tidak ada salahnya kita menyukainya asalkan kita terlalu terpedaya pada demam korea ini.
Dengan pengaruh K-Pop yang ada, kebudayaan Korea Selatan juga sudah sangat menginfeksi masyarakat Negara kita. Coba lihat, siapa yang tidak tahu bagaimana bentuk pakaian tradisional Korea (Hanbok) atau daerah-daerah wisata terkenal di Korea yang memiliki pemandangan alam yang memukai seperti yang ada di drama-drama Korea? Atau berapa besar antusias masyarakat Indonesia yang ingin sekali dapat berbahasa Korea?
Satu hal yang menarik dengan adanya fenomena tersebut adalah bagaimana Korea Selatan dapat memperkenalkan negaranya, kebudayaan serta kehidupan masyarakatnya dengan menginfeksi dunia melalui K-Popnya. Mereka tidak dengan langsung memperkenalkan negaranya, tetapi dengan style fashion para artis Korea, kehidupan dan kebudayaan Korea di drama-drama Korea, serta bagaimana mereka dapat mengemas Korea Selatan menjadi sangat entertain dan menarik untuk diamati dan dikunjungi.
Inilah perbedaan yang terjadi, bagaimana bisa kita negara yang memiliki berbagai kebudayaan yang begitu indah dan beragam bisa kalah promosi dengan negara Korea Selatan yang dulunya mengalami masa sulit saat perang Korea. Bukankah kita mempunyai banyak generasi muda yang  kreatif dan juga kritis. Maukah kita hanya menjadi followers, yang menikamti dan menyanjungkan kebudaay negara orang lain. Dimana letak nasinalis kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia?
Memang tidak bisa dipungkiri, demam K-pop sudah hampir meracuni negara ini. termausk saya juga pecinta K-pop, tapi ingatlah tanah yang kita injak, wilayah yang kita huni ini akan terus menurun dan buruk jika kita generasi mudanya tidak pernah  memikirkan cara untuk merubahnya. Hanya bisa mengomentari, tawuran, demo sana sini, menyuarakan ke DPR tanpa memberikan solusi.
Tidak salah atau keliru jika kita merupakan salah satu penggemar Korea, hanya bagaimana kita mengambil fenomena Korean wave menjadi hal yang positif di Indonesia, tetapi bukan berarti Korean Wave itu negative. Saya juga salah satu pecinta drama korea dan fans berat SuJu, namun ada hal yang mengganjal yaitu, apa yang dapat kita serap dari adanya fenomena Korean Wave?
Sebenarnya Indonesia dan Korea memiliki banyak persamaan. Dari background negara yang dahulu kerajaan, menjadi sebuah Republik. Sama-sama pernah mengalami masa penjajahan. Indonesia dijajah Belanda dan Korea Selatan mengalami masa suram saat dijajah Jepang dan juga saat meletusnya perang saudara dengan Korea Utara. Tetapi Korea Selatan dapat bangkit dan hasilnya seperti sekarang ini, terkenal menjadi Negara produsen kendaraan dan elektronik serta sekarang dengan K-Popnya.
Saya juga tidak mendeskreditkan Indonesia, bagaimanapun saya orang Indonesia asli. Dan saya berusaha membuat tulisan ini untuk berusaha membuka mata masyarakat Indonesia demi bangsa dan Negara yang lebih maju lagi.

Tidak usah jauh-jauh, dari drama Korea saja, kita dapat mengadaptasi bagaimana Korea Selatan dengan apik membuat drama korea yang menarik dan juga stylish. Banyak varian yang ada, dari yang modern seperti percintaan di perusahaan atau kebudayaan kerajaannya banyak diangkat menjadi kisah drama yang menarik. Lihat saja, kisah Jang Geum atau Queen Seon Deok yang sangat diminati di Indonesia. Kita ingat bagaimana dulu saat jaman sekolah, di kelas sejarah Indonesia, banyak sekali kisah yang terjadi di jaman kerajaan. Dari percintaan hingga kepahlawanan. Semuanya itu dapat menjadi aset ide yang sangat menarik untuk dibuat dramanya. Dari situ kita dapat mengadaptasi cara Korea Selatan dalam memperkenalkan kebudayaan dan kehidupan masyarakatnya.
Saya yakin banyak sekali cerita raktyat seperti Jang Geum di Indonesia atau kisah skandal percintaan yang terjadi di Kerajaan. Tetapi kenapa belum ada satu pun yang mau mengemasnya ke dalam sebuah tontonan drama yang menarik. Isi dramanya pun tidak terlalu berat, dan kadang diselingi dengan humor dan modern seperti Princess Hours sehingga tidak terkesan kolot dan membosankan.Malah hanya berisis cerita kuno dan membosankan, negara ini perlu VARIASI dan KREATIVITAS. Banyak potensi dan jug aide-ide cemerlang dari pemikiran anak muda sekarang, namun mereka hanya bisa menyimpan tanpa mau bekerja keras untuk menyalurkannya dan mengimplementasikan kedalam kehidupan real. Bisa saja kita dapat memperlihatkan keragaman batik atau wayang atau juga kebudayaan Indonesia yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Semuanya itu dapat menjadi aset ide bagi drama-drama kita. Kerajaan di Jawa pasti sangat berbeda dengan di Kalimantan. Kehidupan masyarakat di Aceh pasti berbeda dengan yang di Papua. Hanya kreatifitas ide cerita yang diperlukan untuk mengangkatnya dalam sebuah drama-drama pecintaan atau persahabatan. Tidak usah terlalu berat, model percintaan orang Jawa dan Papua pastilah berbeda. Iya tidak??
Jujur, saya sedikit kecewa dengan pertelevisian di Indonesia. Khususnya FTV. Penayangan FTV diharapkan dapat menjadi angin segar selain Sinetron Indonesia yang terkenal dengan stereotypenya yang .. (semua juga sudah tahu kan..^_^) namun malah dengan sengaja menjiplak (total) serial drama Korea. Memang semuanya serba instan, jiplak dan hanya mengubah nama orang dan tempat, tetapi apa maknanya. Daripada membuang-buang uang untuk memproduksi film-film setan yang tidak berbobot dan berbau seksualitas, kenapa tidak diganti dengan membuat FTV atau film atau bahkan Sinetron yang lebih berbobot. Dan satu lagi, tidak ada penambahan episode karena rating yang bagus agar pesan yang ingin dicapai tidak menjadi bias.

Kedisiplinan Orang Korea

Apa sih yang pertama kali yang temen-teman ingat jika menyebut nama Korea? Drama Korea? K-Pop? Penanak nasi Yongma? Produk-produk Samsung dan LG? Minum soju? Piala dunia Korea-Jepang? Wajib meliter? Atau disiplin? Ato juga operasi plastik?

Yuppps, semua itu benaaaar sekali. Yang diatas tersebut merupakan contoh kata yang bakal diingat orang jika menyebut Korea. Tapi saat ini aku hanya akan membahas salah satunya saja tentang yang diatas, yaitu DISIPLIN.

Ngomongin soal disiplinnya orang Korea, memang nggak ada habis-habisnya. Intinya mereka itu disiplin banget! Bayangin aja saking didiplinnya mereka, ada seorang relawan Korea yang ngajar Korea di Indonesia stress banget waktu awal-awal ngajar? Ada apakah gerangan? Ternyata si orang Korea pusing melihat sebahagian peserta satu persatu datang terlambat dari jam pelajaran yang sudah ditetapkan.

Sekarang kita pengen tau dooonggg, kenapa sih orang-orang Korea bisa disiplin banget? Oke, yang pastinya, orang Korea itu dari jaman dulu udah disiplin banget. Dari jaman-jaman kerajaan dulu. Hal ini disebabkan oleh faktor alam Korea yang tidak terlalu subur seperti Indonesia membuat mereka berupaya dengan seluruh daya upaya mereka untuk bisa survive dengan alam yang tidak subur tersebut. Faktor alam ini jugalah yang menyebabkan Jepang dan Cina menjadi orang-orang yang disiplin dan suka bekerja.

So, bedakan dengan kita, orang Indonesia yang sangat kaya dengan kekayaan alam yang begitu melimpah. Saking suburnya kita, ibarat kata kayu aja ditanam jadi pohon. Tapi kenapa kita malah tidak bias memanfaatkan kekayaan kita sendiri? Kata-kata orang pintar ato ahli sosial budaya bilang, kekayan alam Indonesia malah menjadi kutukan buat kita sendiri orang Indonesia.

Oke… stopppp, aku nggak mau membahas tentang orang Indonesia kali ni, jadi mari kita lanjutkan lagi ke topik semula yaitu, kedisiplinan orang Korea.

Kembali ke laptop ^___^

Sekarang pertanyannya adalah, mengapa orang Korea jaman sekarang tetap masih bisa disiplin? Ini rupanya dipengaruhi oleh salah kewajiban setiap laki-laki Korea yang harus ikut Wajib militer (군대).

Emang ada hubungannya? Ada doooong, karena wajib militer inilah yang menjadi kunci kedisiplinan orang Korea. Wajib militer inilah yang menjadi siklus kedisiplinan yang tidak pernah berhenti dalam kehidupan warga Korea.

Kita tentu tahu bahwa militer sarat dengan kedisiplinan. Laki-laki KoreaKorea yang sehat tidak ada cacat fisik, dan bukan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya, maka ia wajib militer. yang ikut wajib militer dididik dan ditempa disiplin ala militer saat mereka ikut wajib militer. Tanpa kecuali, siapapun dia, kalo udah ikut wajib militer maka ia mendapat perlakuan yang sama dengan tentara yang sesungguhnya. Mau artis kek, mau anak pejabat kek, mau anak pengusaha kek, asal dia laki-laki

Laki-laki Korea yang sudah ikut wajib militer ini, di rumah akan mempertahankan dan menerapkan kedisiplinan yang sudah ia terima selama dua tahun pada keluarganya. Ketika ia menikah ia menerapkan kedisiplinan tersebut pada isterinya, dan isterinya akan menurunkan pada anak-anak mereka. Maka terbentuklah keluarga yang disiplin dari sejak awal.

Nantinya anak-anak laki yang sudah dididik disiplin oleh orangtuanya juga akan menjalani wajib meliter dan akan menerima disiplin ala militer selama dua tahun dan ketika ia menikah ia meneruskan kedisiplinan tersebut pada isteri dan anak-anaknya.

Sementara wanita Korea, walaupun tidak ikut wajib militer, tetapi sudah ditanamkan disiplin sejak dari kecil oleh orang tua mereka (ayahnya yang pernah ikut wamil), dan kemudian ketika ia pun menikah dengan pria Korea yang sudah ikut wamil juga yang tentunya juga sangat disiplin dan mendapatkan kedisiplinan yang lain lagi dari suaminya untuk diteruskan pada anak-anak mereka.

Begitulah yang terjadi selama puluhan tahun sejak berakhirnya perang Korea tahun 1953. Kedisiplinan menjadi bagian hidup orang Korea karena salah satu faktornya adalah wajib militer.

sumber

Endonesa… Endonesa…



Hehehe… Gue bilang Endonesa kayanya gue nggak menghargai bangsa sendiri aja. Bukan…, bukan itu kok, sumpeh.. gue menghargai dan mencintai bangsa ini dengan segenap jiwa dan hatiku kok *acungin jari telunjuk ma jari tengah* Hanya saja kadang-kadang gue emang ngga sengaja latah alias ikut arus meledek rakyat bangsa sendiri dengan istilah Endonesa…, Endonesia… kalau nemuin situasi tertentu.

Entah darimana datangnya, rupanya istilah tersebut memang sudah menjadi latah berjamah kalau sudah kita atau sebagian dari kita melihat prilaku-prilaku negatif yang sudah akut menggerogoti jiwa dan hati sebagian besar rakyat bangsa ini. Khususnya warga Jakarta sih…

Dan biasanya sih, prilaku-prilaku negatif ini biasanya berhubungan dengan sikap disiplin. Misal, kita melihat ada bapak-bapak ato Ibu-ibu yang pake seragam ato dinas PNS yang seenaknya saja berkeliaran dimana-mana jam 10 an atau sehabis jam istirahat. Otomastis, golongan masyarakat lain yang sebel dengan kelakuan tersebut akan bilang “Endonesa… Endonesa….”

Juga kalau kita melihat bapak-bapak polisi kita yang terhormat sembunyi-sembunyi di bagian sana lampu merah, dan kemudian keluar menyergap pengendara ‘nakal’ yang curi star sedetik sebelum lampu hijau. Melihat polisi yang seperti itu kita suka celetuk…”dasaaar polisi endonesa…!”

Atau juga kita melihat berita ada TKI Indonesia yang dihukum mati di luar sana, tapi kok pemerintah nggak berbuat apa-apa, langsung deh kita berujar “Endonesa…Endonesa…”

Dan di jembatan-jembatan busway, seringgg banget gue temuin orag yang berprilaku ~endonesa…endonesa~ ini. Coba bayangin, mana lebar jembatan busway udah sempit (hanya koridor satu Blok M - Kota aja yang agak lebar), eeehhh, kalo jalan berdua yayang gandengan tangan pula… ehhh itu gitu jalannnya nyantai lagi. Bikin gondok aja… mana kita buru-buru lagi. Yaahhh… langsung deh… Endonesa…endonesia…^.^

*Kaya yang nulis orang bener aje… padahal sering juga tuh bersikap Endonesa…endonesa.. wakakkakakakkaka… Endosea…endoesa…*



Budaya Korea and Budaya Indonesia

Ingat pepatah Lain ikan lain belalang? Pasti dong ya…, perasaan itu papatah sering banget deh diungkapin guru SD gw, jadi kayanya nempel banget tuh pepatah di kuping. Emang kuping cantelan ya??? *bertanya bingung ma diri sendiri*

Dalam hal budaya, maksudnya kebiasaan yang sudah membudaya, Indonesia dan Korea tentu mempunyai budaya masing-masing yang tidak dimiliki oleh pihak yang lainnya. Ada hal-hal yang sudah menjadi budaya bagi Bangsa Indonesia, tetapi tidak bagi orang Korea. Begitu juga sebaliknya, menjadi ada hal biasa bagi orang Korea tapi tidak bagi orang Indonesia. Nah sekarang kita coba liat beberapa aja yahhh ^__^


1. Mabok.

Bagi sebagian besar orang Indonesia, minum minuman yang memabukan adalah     pantangan yang harus di hindari. Meskipun ada beberapa daerah di Indonesia yang biasa minum arak atau tuak, tapi tetap aja mabok bukanlah salah satu budaya bagi sebagian orang Indonesia, kecuali bagi orang-orang sosialita kelas atas yang minum minuman kelas atas juga. Itu merupakan bagian dari pergaulan.

Tapi bagi orang orang Korea, minum minuman yang memabukan seperti soju (소주) adalah hal yang sangat biasa. Minum soju dianggap sebagai salah satu cara untuk saling mengakrabkan diri dalam pergaulan. Bagi orang Korea, pergi makan malam dan kemudian ‘minum’ alias mabok sepulang kerja adalah hal sangat lazim. Ngajak makan malam plus minum tentunya, merupakan salah satu yang dilakukan si atasan pada bawahannya untuk menghargai kerja keras bawahannya.

Jadi saking lazimnya mabok di Korea, melihat orang-orang yang tergelatak di trotoar atau di taman karena mabok adalah hal yang biasa. Bagi orang Korea, minum soju atau yang sejenisnya ibaratnya sama dengan orang yang merokok bagi kebanyakan orang Indonesia.
Bahkan meninggal karena kecelakaan yang diakibatkan karena mabokpun juga merupakan hal yang biasa juga terjadi di Korea.

Dari sejak kapan sih mereka sudah diizinkan minum oleh orangtua mereka? Dari orang Korea aku ketahui mereka sudah diizinkan dari ejak mulai remaja. Ketika minum soju ini, orang Korea mempunyai tata cara atau sopan sendiri. Kita diharuskan memalingkan muka kalo minum bersama orangtua atau bersama bos. Sering dong ngeliat hal ini di drama-drama Korea? Begitulah, bggak sopan banget minum dengan muka yang menghadap lurus ke depan.


2.    Merokok.

Nah, kalau dalam hal kuat merokok, orang Korea jauh kalah dari orang Indonesia. Bayangkan aja, orang Korea yang baru pertama kali datang ke Jakarta dimana-mana melihat remaja-remaja di Jakarta merokok, mereka akan sangat kaget.
“Mereka masih muda sudah merokok!” seru orang Korea ini.

Apalagi kalau orang-orang Korea tersebut melihat remaja-remaja ini merokok disamping bapak-bapak atau orang yang sudah tua, mereka akan lebih shock lagi.

“Mereka, merokok di depan orang tua? Apa itu tidak apa-apa?” tanya si orang Korea makin heran, makin nggak percaya.

Ini wajar saja, karena kalau di Korea PANTANG BANGET merokok di depan orangtua apalagi di dekat ayah. Wahhh… NGGAK SOPAN banget namanya tuh…

Orang-orang Korea ini baru mengerti kalau merokok sudah seperti “orang Korea yang sudah terbiasa dengan soju dari sejak muda” bagi orang Indonesia.

Nah, kalau mereka melihat lagi cewek-cewek Indonesia yang merokok di resto atau di caffe mereka kembali akan kaget.
“Wanita Indonesia banyak juga yang suka merokok ya?” tanyanya dengan wajah yang kembali heran.

Jumat, 06 Juli 2012

Puisi Al- Qur'an



Sandingkan Aku Dengan Al-Qur'an

Kata-kata indah terangkai dalam mushaf suci
lembar-lembar barokah berbingkai kalam Illahi
memancarkan cahaya cinta Sang Maha Tinggi
meresap dalam ruang-ruang hati


Rabbi, ingin ku pasung jiwa ini dengan firman-Mu
agar aku tidak bisa lari jauh dari sisi-Mu
Rabbi, ingin selalu ku selami dalamnya arti
agar ku mengerti apa yang termaktub dalam kitab suci
Rabbi, ingin ku peluk selalu Al-Qur'an ini
agar bisa menjadi teman penyejuk hati


menggenggam erat kitab-Mu
membaca barisan-barisan kalam-Mu
menghafal semua isi firman-Mu
mengerti maksud cinta-Mu
adalah impian terbesar dalam diriku
agar aku bisa hidup dengan Al-Qur'an-Mu


Rabbi, ingin ku buktikan kesungguhanku
dengan meraih gelar Al-Hafidzah di belakang namaku
karena aku ingin mejadi ahli Qur'an saat bertemu dengan-Mu